
Dan aku hadirkan pula, peri hidupku. Sosok wanita yg sangat mirip dengan mama yg lambat laun menjadi kekasih hariku. Padanya kuletakkan asa yg tak tersampaikan, dengannya aku bercerita panjang lebar tentang beberapa orang yg mengkhianatiku, didepannya aku berani tersedu, hangatnya pelukannya membuat tenang hatiku, dia mengecup pelan pipiku, menghapus air mataku, sambil melepaskan 1 kalimat "sudah, kamu nggak sendiri".
Aku selalu memilih melihatnya tertidur pulas lalu kuciumi diam-diam (semoga dia nggak membaca ini). Tidak atau dengan kantuk yg tertahan, pipinya menjadi sasaran penghantar tidurku sebelum aku terlelap. Kadang, ketika dia tersadar aku belum tidur, dalam mata setengah tertutupnya, dia memanggilku, menarik tangan dan tubuhku, dibiarkannya kepalaku beralaskan lengannya, lalu dia memelukku. Aku yg kecil, tenggelam dalam nyamannya pelukannya yg sedikit lebih besar dariku. Dan, akupun tertidur. Aku rasa aku tidak butuh mimpi indah lagi.
Semangat luar biasaku ketika mungkin maut hampir menjemput, berada padanya. Jarak rumah-rumah sakit-kampus tidak membuat dia merasa penat untuk tetap menungguku. Pernah sekali suatu malam, aku melihat raut wajahnya yg kusam karna kelelahan, tetapi dia tetap mengajakku bercanda. Aku nggak pernah selera makan saat dirumah sakit, tapi dia hebat, kadang membuatku menghabiskan makananku yg hambar dengan sempurna. Sampai pas aku masuk rumah sakit yg entah keberapa kalinya, aku menunggunya dengan gelisah karena malam itu dia janji untuk menjemputku pulang, setelah akhirnya dia tiba, dia memberiku sebuah boneka danbo berwarna coklat. Itu boneka ke2 ku darinya setelah teddy bear yg kuberi nama "sina".
Operasi ke2 saluran ginjalku ditunggunya berjam-jam, sampai aku keluar dari ruang operasi, dia yg menjagaku semalaman tanpa tidur, padahal besoknya dia harus kekampus. Tak sampai disitu, setelah keluar dari rumah sakit untuk urusan kontrol, fisioterapi bahkan sampai sekarang bolak-balik kedokter keluarga, dia yg urus.
Hei, jangan diam saja. Tolong beritahu aku bagaimana cara berterimakasih padanya??!!
Sampai suatu ketika, aku bertanya padanya tentang apa yg harus aku lakukan untuk membuatnya senang. Jawabannya adalah dengan melihatku selalu bahagia. Ah, andai saja dia tau, kebahagiaanku kan ada padanya..
Sekarang apa kau tau siapa yg kumaksud disini? Yap! Kalian benar. Dia kakakku..
Sri Susilawati.
Lahir di Tanjung Medan, 05 desember 1993.
Usianya sekarang 21 tahun, akan menginjak 22 tahun.
Aku memanggilnya "kakak". Sifatnya yg penyayang membuat beberapa sahabatku juga senang dan menganggap kakak mereka sendiri.
"Dek, deekk.." Panggilnya lembut membangunkanku. Aku yg mendengarnya bukan malah bangun tetapi malah membalikkan badan.
Kebiasaan seperti itu sering sekali terjadi. Aku yg punya kebiasaan buruk susah dibangunin turut dirasakan oleh kakakku sendiri.
Aku hanya beda 2 tahun dengannya, tapi orang-orang banyak sekali yg mengatakan aku manja karna hal-hal apapun diurus dengannya.
"Kak, adek pakek baju apa ni", "kakak pakek baju yg mana", "kak kalau baju ini terus jilbabnya yg ini bagus", "kak adek bagusan sepatu merah atau hitam", "tas yg mana ni kak? Atau nggak usah bawa tas deh", "kak dompet dan handphone adek udah semua?". Itu adalah hal biasa yg keluar dari mulutku ketika hendak bepergian. Kakak dengan sabarnya bakalan milihin baju, ngejawab semua pertanyaanku, dan bahkan menyiapkan dompet dan handphoneku kedalam tasnya. Tak sampai disana, aku dimarahin soal "sudah-belum"nya pakai bedak, sampai dipakaikannya lipstik HAHAHA
Atau ketika disebuah toko aku merengek "Kak adek mau itu", "kak mau boneka itu", "kak ice cream", "kak mau makan itu".
Dan dia dengan lembutnya ngejawab "iya sayang nanti ya, dek"
Atau ditoko baju, distro sepatu. Aku bingung pada banyaknya pilihan yg ditawarkan. "Kak, yg mana ya", "kak yg biru atau merah? Atau hitam? Atau hijau?", "kak sizenya kebesaran nih", "kak kalau warna ini bagus nggak buat adek". Dia dengan sabarnya ngejawab semua pertanyaan itu, milihin sampe stok yg ditoko itu habis, dan., nggak ada yg kupilih. Hehe
Dia menjagaku dengan baik. Pesan yg dititipkan padanya, berhasil diemban sampai saat ini. Dari cemasnya ia ketika aku sakit, sampai bobot pertanyaan marahnya ketika tau aku belum makan tapi tetap menyuapi juga.
Aku sangat menyayanginya, meski jarang kuucap lewat lisan, semoga dia sadar aku selalu berusaha selalu membuatnya bahagia.
Kakakku, mawar tak berduriku..
Yg setiap harinya selalu kusiram dengan sayangku.. Maaf aku selalu tak bisa membuatmu bahagia, bangga. Aku selalu saja menghancurkan perasaanmu, harapanmu. Tapi aku selalu berusaha jadi adik yg membuatmu bangga punya aku.
Lain waktu, sebuah penghargaan yg aku terima, akan aku dedikasikan untukmu.
Aku sayang kamu, kak..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar